Dampak Globalisasi di bidang Pendidikan –
Munculnya istilah globalisasi/liberalisasi pendidikan tinggi bermula
dari WTO yang menganggap pendidikan tinggi sebagai jasa yang bisa
diperdagangkan atau diperjualbelikan. Tiga negara yang paling
mendapatkan keuntungan besar dari liberalisasi jasa pendidikan adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia (Enders dan Fulton, Eds., 2002, hh 104-105).
Dampak Globalisasi di bidang Pendidikan –
Menurut pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara pada pasal 28 B ayat (1)
mengamanatkan bahwa “Setiap orang berhak mengembangkan pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya, demi kesejahteraan umat manusia” dan
pasal 31 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”
Dampak Globalisasi di bidang Pendidikan –
Konstitusi itu menunjukkan kalau rakyat mempunyai kedudukan yang sama
untuk dan di dalam memperoleh pendidikan yang tepat yang bisa
membebaskannya dari kebodohan atau bisa mengantarkannya menjadi
manusia-manusia berguna. Kata “setiap” dalam konstitusi tersebut artinya
setiap orang, tanpa membedakan gender, strata sosial,
etnis, golongan, agama dan status apapun berhak untuk memperoleh
perlindungan di bidang pendidikan. Hak pendidikan menjadi hak setiap
warga negara, karena jika hak ini berhasil diimplementasikan dengan
baik, maka bangsa ini pun akan memperoleh kemajuannya. Karena pendidikan
merupakan pondasi kehidupan bernegara. Pendidikan memiliki peran kunci
dan strategis dalam memajukan sebuah bangsa. Dari pendidikan sebuah bangsa bisa dibuat maju atau mundur ke belakang.
Dampak Globalisasi di bidang Pendidikan – Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan formal di Indonesia
bermula dari TK selama dua tahun dilanjutkan Sekolah Dasar hingga kelas
enam. Lulusan sekolah dasar melanjut ke sekolah menengah pertama selama
tiga tahun dan sekolah menengah atas tiga tahun berikutnya. Lulusan SMU
dapat memilih untuk memperoleh gelar diploma atau sarjana atau bentuk
pendidikan tinggi lain.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia bisa dilihat dari tiga hal :
• Masalah peningkatan mutu manusia dan masyarakat Indonesia
• Kedua, menyangkut masalah globalisasi
• Perkembangan dan kemajuan teknologi.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia bisa dilihat dari tiga hal :
• Masalah peningkatan mutu manusia dan masyarakat Indonesia
• Kedua, menyangkut masalah globalisasi
• Perkembangan dan kemajuan teknologi.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam era globalisasi. Tiga persoalan ini
sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan. Sebab
peningkatan SDM, yang menjadi tugas dan tanggung jawab utama pendidikan,
sangat dipengaruhi faktor globalisasi dan teknologi. Pengaruh
globalisasi, kemajuan teknologi dan informasi serta perubahan
nilai-nilai sosial harus diperhitungkan dalam penyelenggaran pendidikan,
apalagi tanggung jawab dunia pendidikan untuk mencapai tujuan pokok
melahirkan manusia yang berkualitas
Dampak Globalisasi di bidang Pendidikan –
Pendidikan mulai diperhitungkan lebih serius sebagai tonggak utama
dalam pertumbuhan dan pembangunan dalam konsepsi knowledge economy,
terutama karena terjadinya pergeseran besar dari orientasi kerja otot
(muscles work) ke kerja mental (mental works). Dalam konsepsi ini,
peranan dan penguasaan informasi sedemikian vitalnya, sehingga kebutuhan
dalam proses pengumpulan, penyaringan, dan analisa informasi menjadi
sedemikian penting.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa
dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Teknologi berkembang sangat
pesat, pemerintah juga jadi kerepotan dan akhirnya mengubah kurikulum
pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi.
Padahal kurikulum di Indonesia itu sudah berulang kali dimodifikasi,
bahkan diubah-ubah. Bahkan sering ada anggapan bahwa setiap kali ganti
menteri tentu ganti kurikulum. Yang lebih membingungkan lagi, setiap
terjadi perubahan pendekatan atau teori selalu disertai dengan berbagai
jargon dan istilah-istilah baru. Dulu CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif),
kemudian link and match, kemudian KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
dan terakhir adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Berikutnya entah berbasis apa lagi. Ujungnya selalu saja ganti buku,
ganti cara membuat persiapan mengajar, ganti cara ulangan, ganti cara
tampil di kelas dan sebagainya. Bahkan, sering terjadi, kurikulum telah
dimodifikasi lagi ketika kurikulum lama belum sampai di sekolah.
Dampak Globalisasi di bidang Pendidikan –
Menurut Alex Maryunis Kurikulum itu terdiri dari: alat dasar; dokumen
tertulis; pelaksanaan dan hasil belajar. Yang sering digonta ganti dan
dimodifikasi atau diubah-ubah itu adalah pada dokumen tertulisnya. Gonta
ganti kurikulum memperlihatkan bagaimana pendidikan dibereskan dengan
metode tambal sulam.
Referensi : http://www.isomwebs.net/2013-04/contoh-kasus-globalisasi/
Referensi : http://www.isomwebs.net/2013-04/contoh-kasus-globalisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar