FILUM ANNELIDA
Untuk mengetahui pengetahuan yang lebih dalam lagi
dalam filum annelida kita akan mempelajari ciri, struktur dan fungsi tubuh,
cara hidup dan habitat , serta klasifikasi filum annelida.
A.
Ciri ciri – ciri Filum
Annelida
Pada umumnya, semua makhluk hidup mempunyai ciri –
ciri begitu juga dengan filum annelida. Filum annelida memiliki ciri – ciri
sebagai berikut:
- Memiliki tubuh yang memanjang, bilateral simetris, dan bersegmen
- Memiliki septa yang memisahkan tiap segmennya
- Memiliki tiga lapisan dinding (Triploblastis) yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm
- Memiliki tubuh beruas-ruas yang dilapisi lapisan kutikula
- Mempunyai seta sebagai alat gerak . Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang.
- Mempunyai parapodia yang terdiri dari sejumlah seta
- Annelida hidup di air laut, air tawarn daratan dan atau hidup bebas serta sebagai parasit bagi organism lain.
- System pencernaan makanan sempurna yang terdiri atas mulut, faring, esophagus, usus dan anus
- System pererdaran darah tertutup dan darah berwarna merah
- System sarafnya terdiri atas ganglion otak dan tali saraf yang tersusun sebagai tangga tali.
- Sysetem reproduksi secara seksual/generatif yaitu dengan pembentukkan gamet, sedangkan reproduksi secara aseksual/ vegtatif dengan fragmentasi
- System ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.
- Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta)
- Tidak mempunyai sistem respirasi sehingga pernapasan dilakukan melalui kulit atau dengan insang dan hanya dapat terjadi ketika kulit lembab.
- Sebagian besar anggotanya menghasilkan larva yang bersilia yang disebut larva trokofor.
B.
Stuktur dan
Fungsi Tubuh Annalida
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam
tubuhnya. Terdapat sekat antara satu segmen dengan segmen lainya yang disebut
septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen
dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan
dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudahlah lengkap. Sistem peredaran darah tertutup karena Annalida sudah memiliki
pembuluh darah dan berwarna merah karena darahnya mengandung hemoglobin. Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri
dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa
tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan
syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass yang disebut otak. Sistem ekskresi dilakukan oleh organ
ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal
– nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom
merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat
kotoran keluar. Sistem respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O2 & CO2
melalui kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada
juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam
kondisi lembab. Sistem reproduksi
secara seksual yaitu debgan cara konjugasi, pembentukkan gamet atau dengan pembuahan silang secara internal
oleh Annelida hermafrodit sedangkan aseksual dengan cara pembelahan tubuh yang
dilakukan oleh Annelida gonokoris, fragmentasi dan regenerasi.
C.
Cara Hidup dan Habitat
Pada umumnya, Annelida hidup bebas di tanah lembab atau
berpasir, pohon, perairan tawar dan perairan asin. Beberapa jenis Annelida
hidup bebas dan juga hidup sebagai ektoparasit yaitu parasit (merugikan karena
menempel pada inangnya) dibagian luar tubuh inang. Habitat Annelida umumnya
berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di
tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan
membuat liang sendiri
D.
Klasifikasi
Annalida
Klasikasi filum annalida dibagi menjadi 3 kelas yaitu Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan
Hirudinea.
1.
Polychaeta
Klasifikasi:
Kigdom : Animalia
Phylum : Chaetopoda
Ordo : Polycheta
Familia : Nereidae
Genus :
Nereis
Spesies : Nereis vireis
Polychaeta
(dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida
berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus. Contoh :
- Eunice viridis (Cacing palolo)
- Lysidice oele (Cacing wawo)
- Sabellastarte indica (Cacing kipas)
- Marphysa sanguine
- Nereis virens
Ciri
khas kelas Polychaeta memiliki banyak rambut (seta) pada permukaan tubuhnya. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut
parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Parapodia
adalah kaki seperti dayung (sirip) atau tonjolan kaki yang berfungsi sebagai
alat gerak yang digunakan untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat
pernafasan Pada parapodia juga terdapat insang. Seluruh anggotanya
hidup di air laut dan bersifat gonokoris. Setiap parapodium memiliki rambut
kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Anggota
species cacing jenis ini paling banyak di antara cacing yang lain. Pada cacing
ini, alat kelamin cacing jantan dan betina sudah dapat dibedakan, larvanya
bersilia, dan dapat bergerak bebas yang disebut dengan trokopor.
Anggota yang terkenal jenis ini adalah
cacing palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice
oele). Cacing ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang
mengandung protein tinggi.
Hewan
ini memiliki sepasang rahang dan faring yang dapat bergerak dengan cepat, yang
memungkinkan untuk menangkap mangsanya. Saluran pencernaan merupakan tabung
sederhana, biasanya dengan bagian perut di setiap segmen. Parapodia juga
mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi sebagai insang untuk
bernapas. Darah mengalir maju dalam pembuluh dorsal, di atas perut, dan
kembali kembali ke tubuh dalam pembuluh ventral, di bawah usus. Pembuluh darah
sendiri kontraktil, membantu untuk mendorong darah bersama, sehingga sebagian
besar spesies tidak membutuhkan hati.
Polychaeta
memiliki kelamin terpisah. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual.
Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Polychaeta dibagi meenjadi dua kelompok
yaitu Polychaeta Erratia dan Sedentaria. Penggolongan itu di dasarkan
perkrmbangan anterior dan cara hidup hewan dari masing-masing kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar